Proses pembentukan telur meliputi beberapa tahap. Apabila terjadi gangguan sehingga ada tahap yang tidak beroperasi sebagaimana mestinya, berakibat telur yang dihasilkan menjadi abnormal.
Setiap tahap dalam pembentukan telur akan berjalan sesuai rencana apabila ayam tidak terganggu. Seandainya terjadi gangguan, termasuk gangguan terhadap saluran telur,
maka biasanya telur yang dihasilkan abnormal. Menurut D.L Satie (1996), terdapat bermacam-macam bentuk abnormalitas telur yang dapat dikelompokkan berdasar penyebabnya, yaitu :
a. Telur dengan kerabang keriput.Ini terjadi karena kerabang kehilangan bentuknya sewaktu penambahan zat penyusunannya sehingga lapisannya tidak rata. Penyebab utama hal ini adalah karena ayam terserang Infectious Bronchitis (IB). Penyebab lain yang memungkinkan adalah
karena terjadi tekanan pada telur di dalam uterus ketika awal penambahan kalsium. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan mengontrol kembali program vaksinasi IB, disamping menghindarkan hal-hal di dalam kandang yang dapat menyebabkan terjadinya stres pada ayam.
b. Telur dengan kerabang tebal di bagian tengah.Bentuk telur menjadi tidak oval karena terjadi penebalan pada bagian tengah yang melingkari telur. Ini disebabkan oleh rusaknya kerabang (di dalam uterus) sesaat
menjelang pengerasan. Selanjutnya secara kompensatif, ayam berusaha memperbaikinya dengan cara penambahan ulang, maka terjadilah penebalan di bagian tengah. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan menambah sarang bertelur di dalam
kandang apabila menggunakan kandang sistem litter. Untuk kandang battery, mengurangi jumlah ayam di dalam sangkar merupakan cara penanggulangan yang baik.
c. Telur terkontaminasi darah dan kotoran.Telur kehilangan warna aslinya karena terkontaminasi darah dan kotoran. Hal ini
disebabkan ayam mengalami pendarahan di bagian cloaca, akibat terlalu gemuk pada saat mulai bertelur atau terjadi kanibalisme diantara kelompok ayam. Pendarahan dapat dicegah dengan salalu mengontrol berat badan ayam dara, melakukan potong paruh serta memberikan hijauan utuh, misalnya daun pepaya. Sedangkan untuk
menghindari kontaminasi oleh kotoran, usahakan lantai dan tempat bertelur agar selalu bersih.
d. Telur dengan kerabang lunak.
Kerabang telur sangat tipis sehingga telur mengalami perubahan bentuk. Keadaan ini disebabkan oleh belum sipanya ayam untuk bertelur (terlalu dini). Penyebab lainnya
mungkin karena ayam terserang IB, dan kekurangan unsur kalsium di dalam pakannya Pengontrolan dan perbaikan terhadap program vaksinasi IB merupakan tindakan pencegahan yang efektif, disamping menyediakan pecahan kulit kerang sebagai sumber tambahan kalsium.
e. Telur tanpa kerabang. Seperti halnya telur dengan kerabang lunak, penyebabnya adalah IB. Disamping itu ayam terganggu sewaktu proses pembentukan telur sedang berlangsung. Selain memperbaiki program vaksinasi IB, hal lain yang dapat membantu memecahkan
masalah ini adalah mengurangi jumlah ayam di dalam kandang atau mengurangi kepadatan.
f. Telur dengan darah atau daging di dalamnya.Ini hanya dapat dilihat apabila telur dipecahkan, ternyata ditemukan darah atau daging. Penyebabnya adalah luka pada saluran darah di dalam ovarium sehingga
sewaktu kuning telur dilepaskan, darah atau daging turut bersama-sama dalam proses embentukan telur. Mengusahakan situasi yang tenang di dalam kandang dan mengontrol pakan dari masa kadaluarsa serta tercemarnya oleh air dan jamur, merupakan tindakan pencegahan dini.
g. Telur dengan butir-butir kalsium.Pada permukaan kerabang terdapat bintik/butir yang menempel. Apabila kita lepas, maka telur menjadi berlubang. Penyebab yang nyata dari kasus ini tidak jelas, tetapi
besar kemungkinan disebabkan oleh adanya bahan atau benda yang asing di dalam oviduct.
h. Telur dengan dua atau lebih kuning telur.
Hal ini terjadi karena pada waktu pelepasan oleh ovarium, secara bersama-sama jatuh dua atau lebih kuning telur ke dalam infundibulum. Kemudian proses pembentukan telur berjalan sebagaimana mestinya.
i. Telur di dalam telur.
Terjadi karena oviduct terganggu sehingga telur yang sudah lengkap yang semestinya keluar akan terdorong kembali ke dalam uterus, bersamaan dengan datangnya telur
dari istmus yang kemudian mengalami proses penambahan kerabang bersama-sama. Walaupun ini jarang terjadi, menjaga ketenangan ayam merupakan tindakan pencegahan dini yang efektif.
j. Cacing di dalam telur.Terjadi akibat masuknya cacing ke dalam saluran telur melalui cloaca dan akhirnya ikut terproses pada pembentukan telur. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
dengan selalu mengontrol program pemberian obat cacing secara reguler serta menjaga kebersihan kandang dan sarang bertelur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar