Usaha peningkatan nilai tambah melalui usaha pengolahan hasil
peternakan mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Produk
pengolahan hasil peternakan yang telah berkembang cukup baik di masyarakat
adalah produk olahan susu dan olahan daging. Dalam pembinaan kegiatan
pengolahan hasil peternakan pada hakekatnya terdapat 4 (empat) unsur yang
saling berinteraksi yakni: Sumber Daya
Manusia (Peternak/Pelaku usaha) dan kelembagaannya, sebagai subyek
pembangunan yang harus ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya teknis dan
menejerial dalam menjalankan usahanya.
Bahan baku, sebagai obyek
pembangunan pengolahan yang harus ditingkatkan ketersediaanya baik kualitas
maupun kuantitasnya. Teknologi (proses/alat),
difokuskan pada pelayanan informasi penerapan teknologi penanganan dan
pengolahan untuk mendapatkan nilai tambah dengan efisiensi dan produktifitas
serta mutu yang memenuhi standar nasional maupun internasional.
Pemasaran sebagai basis
usaha, harus diintegrasikan dalam perencanaan produk usaha pengolahan itu
sendiri, sehingga produk yang dihasilkan terintegrasi dengan pasar. Paradigma
agribisnis adalah, “menghasilkan apa yang dituntut pasar (konsumen)”. Upaya
tersebut, merupakan salah satu komponen dalam perbaikan posisi tawar peternak
sebagai produsen susu segar dan daging serta olahannya terhadap pedagang,
pedagang terhadap konsumen dan sebaliknya, melalui perbaikan daya saing produk
sehingga semua pihak.
Peningkatan taraf
kehidupan masyarakat yang disertai dengan kesadaran arti pentingnya nilai gizi
makanan untuk kebutuhan hidup manusia, akan ikut mempengaruhi kebutuhan
masyarakat terhadap protein hewani setiap tahun. Komoditi daging segar dan
olahan sudah tidak disangsikan lagi keberadaannya, karena daging segar dan
daging olahan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sudah sangat
dikenal dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Penggunaan daging segar
sebagai bahan makanan relatif lebih variatif dibandingkan dengan daging olahan,
tetapi daging segar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme
sehingga tergolong sebagai bahan pangan yang mudah rusak (perishable food).
Oleh karena itu
proses pengolahan daging segar menjadi daging olahan merupakan proses yang
sangat penting sekali. Selain memperpanjang masa simpan daging,
penganekaragaman bahan pangan, proses pengolahan ini juga akan meningkatkan
nilai tambah dari produk tersebut sehingga harga produk daging olahan akan
lebih tinggi dibandingkan dengan daging segar. Perbedaan harga ini akan
mempengaruhi permintaan dari daging olahan. Namun di sisi lain telah terjadi
pergeseran pola konsumsi dari masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke
atas terutama di kota-kota besar yaitu terjadinya kecenderungan membeli
bahan-bahan yang "ready to cook" atau "ready to eat".
Pergeseran pola konsumsi ini dipengaruhi antara lain oleh kemajuan teknologi,
meningkatnya tingkat pendidikan, bertambahnya kaum wanita memasuki dunia kerja
dan sebagainya. Laporan lengkap (PDF)
trima kasih
BalasHapus