Terdapat
hubungan tingkat konsumsi protein hewani dengan tingkat kecerdasan pada anak
usia pra-sekolah. Konsumsi protein hewani yang rendah pada anak usia prasekolah
dapat mengakibatkan anak-anak berbakat normal menjadi sub-normal atau bahkan
defisien. Peningkatan konsumsi protein hewani dapat mengurangi frekuensi
kejadian defisiensi mental. Ironisnya mereka pada umumnya berasal dari keluarga
tidak mampu (miskin). Rendahnya konsumsi protein hewani berdampak
pada tingkat kecerdasan dan kualitas hidup penduduk Indonesia. Kualitas sumber
daya manusia (SDM) sebagaimana ditunjukkan oleh peringkat Human Development
Indeks (HDI) tahun 2004 yang dikeluarkan United Nation Development Program
(UNDP), Indonesia berada pada peringkat ke-111, satu tingkat di atas Vietnam
(112), namun jauh di bawah negara ASEAN lainnya, Singapura (peringkat 25),
Malaysia (59), Thailand (76) dan Fhilipina (83).
Kekurangan sumber protein hewani sudah sejak lama menjadi
isu nasional, terbukti dengan adanya program swasembada daging sapi dan kerbau.
Namun realisasi dari program tersebut sulit untuk dicapai karena dukungan dari
berbagai elemen masyarakat sangat kurang, adanya penyalahgunaan wewenang impor
daging maupun sapi bakalan, angka pemotongan betina bunting sangat sering
dijumpai, dan kesadaran masyarakat untuk memiliki ternak peliharaan sebagai
sumber protein yang murah seperti ayam kampung petelur yang dapat dikonsumsi
telurnya juga sangat kurang.
Dikutip dari berbagai sumber
Hayo ini tulisan siapa? hehehe
BalasHapusPeternakan is the best^^