Senin, 06 Desember 2010

Sistem Reproduksi Unggas

Ovarium dan oviduk.
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter.

Adapun urutan perjalanan terbentuknya sebutir telur pada saluran reproduksi ayam betina adalah sebagai berikut:
a. Infundibulum/papilon : panjang 9 cm fungsi untuk menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit. Pembatasan antara infundibulum dan magnum dinamakan sarang spermatozoa sebelum terjadi pembuahan.
b. Magnum : bagian yang terpanjang dari oviduk (33cm). Magnum tersusun dari glandula tubiler yang sangat sensibel. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi disini. Mukosa dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
c.Isthmus: mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih, sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah.

d. Uterus : disebut juga glandula kerabang telur, panjangnya 10 cm. Pada bagian ini terjadi dua fenomena, yaitu dehidrasi putih telur atau /plumping/ kemudian terbentuk kerabang (cangkang) telur. Warna kerabang telur yang terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20 – 21 jam.
e. Vagina: bagian ini hampir tidak ada sekresi di dalam pembentukan telur, kecuali pembentukan kutikula. Telur melewati vagina dengan cepat, yaitu sekitar tiga menit, kemudian dikeluarkan (/oviposition/) dan 30 menit setelah peneluran akan kembali terjadi ovulasi.
f. Kloaka: merupakan bagian paling ujung luar dari induk tempat dikeluarkannya telur. Total waktu untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26 jam. Ini salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur lebih dari satu butir/hari. Di samping itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal. Artinya, hanya oviduk bagian kiri yang mampu berkembang. Padahal, ketika ada benda asing seperti /yolk/ (kuning telur) dan segumpal darah, ovulasi tidak dapat terjadi. Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon.

Macam-macam Abnormalitas Telur

Proses pembentukan telur meliputi beberapa tahap. Apabila terjadi gangguan sehingga ada tahap yang tidak beroperasi sebagaimana mestinya, berakibat telur yang dihasilkan menjadi abnormal.

Setiap tahap dalam pembentukan telur akan berjalan sesuai rencana apabila ayam tidak terganggu. Seandainya terjadi gangguan, termasuk gangguan terhadap saluran telur,
maka biasanya telur yang dihasilkan abnormal. Menurut D.L Satie (1996), terdapat bermacam-macam bentuk abnormalitas telur yang dapat dikelompokkan berdasar penyebabnya, yaitu :
a.  Telur dengan kerabang keriput.Ini terjadi karena kerabang kehilangan bentuknya sewaktu penambahan zat penyusunannya sehingga lapisannya tidak rata. Penyebab utama hal ini adalah karena ayam terserang Infectious Bronchitis (IB). Penyebab lain yang memungkinkan adalah
karena terjadi tekanan pada telur di dalam uterus ketika awal penambahan kalsium. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan mengontrol kembali program vaksinasi IB, disamping menghindarkan hal-hal di dalam kandang yang dapat menyebabkan terjadinya stres pada ayam.
b.  Telur dengan kerabang tebal di bagian tengah.Bentuk telur menjadi tidak oval karena terjadi penebalan pada bagian tengah yang melingkari telur. Ini disebabkan oleh rusaknya kerabang (di dalam uterus) sesaat
menjelang pengerasan. Selanjutnya secara kompensatif, ayam berusaha memperbaikinya dengan cara penambahan ulang, maka terjadilah penebalan di bagian tengah. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan menambah sarang bertelur di dalam
kandang apabila menggunakan kandang sistem litter. Untuk kandang battery,  mengurangi jumlah ayam di dalam sangkar merupakan cara penanggulangan yang baik.
c.  Telur terkontaminasi darah dan kotoran.Telur kehilangan warna aslinya karena terkontaminasi darah dan kotoran. Hal ini
disebabkan ayam mengalami pendarahan di bagian cloaca, akibat terlalu gemuk pada saat mulai bertelur atau terjadi kanibalisme diantara kelompok ayam. Pendarahan dapat dicegah dengan salalu mengontrol berat badan ayam dara, melakukan potong paruh serta memberikan hijauan utuh, misalnya daun pepaya. Sedangkan untuk
menghindari kontaminasi oleh kotoran, usahakan lantai dan tempat bertelur agar selalu bersih.
d. Telur dengan kerabang lunak.
Kerabang telur sangat tipis sehingga telur mengalami perubahan bentuk. Keadaan ini disebabkan oleh belum sipanya ayam untuk bertelur (terlalu dini). Penyebab lainnya
mungkin karena ayam terserang IB, dan kekurangan unsur kalsium di dalam pakannya Pengontrolan dan perbaikan terhadap program vaksinasi IB merupakan tindakan pencegahan yang efektif, disamping menyediakan pecahan kulit kerang sebagai sumber tambahan kalsium.
e. Telur tanpa kerabang. Seperti halnya telur dengan kerabang lunak, penyebabnya adalah IB. Disamping itu ayam terganggu sewaktu proses pembentukan telur sedang berlangsung. Selain memperbaiki program vaksinasi IB, hal lain yang dapat membantu memecahkan
masalah ini adalah mengurangi jumlah ayam di dalam kandang atau mengurangi kepadatan.
f.  Telur dengan darah atau daging di dalamnya.Ini hanya dapat dilihat apabila telur dipecahkan, ternyata ditemukan darah atau daging. Penyebabnya adalah luka pada saluran darah di dalam ovarium sehingga
sewaktu kuning telur dilepaskan, darah atau daging turut bersama-sama dalam proses embentukan telur. Mengusahakan situasi yang tenang di dalam kandang dan mengontrol pakan dari masa kadaluarsa serta tercemarnya oleh air dan jamur, merupakan tindakan pencegahan dini.
g.  Telur dengan butir-butir kalsium.Pada permukaan kerabang terdapat bintik/butir yang menempel. Apabila kita lepas, maka telur menjadi berlubang. Penyebab yang nyata dari kasus ini tidak jelas, tetapi
besar kemungkinan disebabkan oleh adanya bahan atau benda yang asing di dalam oviduct.
h. Telur dengan dua atau lebih kuning telur.
Hal ini terjadi karena pada waktu pelepasan oleh ovarium, secara bersama-sama jatuh dua atau lebih kuning telur ke dalam infundibulum. Kemudian proses pembentukan telur berjalan sebagaimana mestinya.
i.  Telur di dalam telur.
Terjadi karena oviduct terganggu sehingga telur yang sudah lengkap yang semestinya keluar akan terdorong kembali ke dalam uterus, bersamaan dengan datangnya telur
dari istmus yang kemudian mengalami proses penambahan kerabang bersama-sama. Walaupun ini jarang terjadi, menjaga ketenangan ayam merupakan tindakan pencegahan dini yang efektif.
j.  Cacing di dalam telur.Terjadi akibat masuknya cacing ke dalam saluran telur melalui cloaca dan akhirnya ikut terproses pada pembentukan telur. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
dengan selalu mengontrol program pemberian obat cacing secara reguler serta menjaga kebersihan kandang dan sarang bertelur.

Jumat, 22 Oktober 2010

Bagaimana cara berternak kelinci Berorientasi bisnis

Ini tips Untuk teman2 semua,,
Berikut adalah hasil Conferensi Training On-Line Gratis yang diselenggarakan oleh sentralternak Pada tanggal 5 Juli 2007 pada pukul 13.00-14.30 WIB dengan Pemateri Agus Harianto S.Pt, semoga bermanfaat.

Sentralternak.com adalah usaha yang bergerak di bidang distributor peralatan ternak, bibit ternak, training dan konsultasi. Untuk tahun pertama kami menfokuskan pada usaha ternak unggas dan aneka ternak termasuk kelinci di dalamnya. Alhamdulillah ada di antara para penanya yang sudah praktek langsung dengan bantuan kami dan hasilnya cukup memuaskan. Kami senang mendengarnya sehingga kami ingin ada lebih banyak lagi yang akan berhasil nantinya. Insyaallah.

Dalil bahwa daging kelinci adalah halal :
Mungkin bagi sebagian orang memakan daging kelinci adalah syubhat (samar) karena perbedaan pandangan/pendapat. Ada yang berpendapat halal dan ada juga yang berpendapat haram. (ada di antara peserta yang nyletuk : kan makannya rumput bos). Berikut akan kami nukilkan sebuah hadits shahih (insyaallah) mengenai hukum makan daging kelinci.
Anas bin Malik r.a berkata : Kami kejutkan binatang kelinci (arnab) di Marridh Dhahran lalu kawan-kawan kamipun memburunya dan merekapun lelah. Kemudian aku mendapatkannya lalu aku menangkapnya dan aku membawanya kepada abu Thalhah, maka beliaupun menyembelihnya dan beliau mengirim daging di atas paha atau dua pahanya kepada Rasulullahsaw menerimanya dan memakannya (HR Bukhari, Muslim).

Potensi dan tujuan beternak kelinci :

Penghasil daging, bisa sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarga. Di antara jenis kelinci penghasi daging adalah : Vlaams, New Zealand, White England dll
Penghasil anakan atau bibit, ditujukan untuk mendapatkan ternak pengganti (replacement stock) dan juga ternak hias. Jenis kelinci yang banyak diminati untuk ternak hias antara lain : angora, lion, dan rex totol
Penghasil bulu dan bahan industri, sebagai contoh adalah kelinci jenis angora. Dalam setahun seekor kelinci angora mampu menghasilkan 100-200 gram wool dengan 4 kali pemotongan. Tetapi di Negara kita belum ada yang mengusahakan.
Sebagai bahan percobaan medis atau hewan laboratorium
Sedikit kami singgung tentang panca usaha peternakan :
Panca usaha peternakan
1. Penggunaan bibit unggul
2. perkandangan yang memenuhi syarat
3. pemberian ransum yang tepat (kwantitas dan kualitas)
4. Pencegahan penyakit
5. Pemasaran hasil atau produk

Kiat-kiat memilih kelinci yang baik :
- Pergerakan lincah dan aktif
- Mempunyai nafsu makan yang tinggi
- Performance tubuh seimbang (besar kepala dengan panjang tubuh dll)
- Bermata bulat bercahaya, selaput matanya bersih, mempunyai pandangan yang tajam dan cerah
- Telinganya lebar dan panjang minimal 10 cm
- Bagian-bagian yang berlubang (hidung, mulut, telinga, dubur) terlihat bersih
- Berkaki normal (terlihat kuat, kokoh dan berkuku pendek)
berbadan bulat, berdada lebar, padat dan singset
- Berbulu bersih, licin, halus, mengkilat dan rata
- Ekornya terlihat kecil, tumbuh lurus ke atas dan tampak menempel ke punggung serta bentuknya tidak miring
- tanda lain untuk induk betina adalah mempunyai cukup bulu untuk membuat sarang beranak, mempunyai pinggang yang lebar dan jumlah putting susu paling sedikit 8

Perkandangan
Lokasi :
- sinar matahari yang masuk cukup
- bersuhu sejuk, berkisar antara 15-20°C
- mempunyai ventilasi yang baik untuk pergerakan udara
- tempatnya kering
- lingkungannya tenang dan tak jauh dari rumah, karena berhubungan dengan keamanan ternak
- diusahakan disekitar kandang terdapat naungan

Kandang
- Bahan murah, awet, dan mudah di dapat
- Mampu melindungi ternak dari cuaca buruk
- Mempunyai tempat pembuangan kotoran
- Lantai kandang dapat dibuat dari kawat, bambu dan kayu
- Ukuran kandang bisa flexible, bisa dipakai patokan ukuran pxlxt : 90×60x60 cm, sarang beranak berukuran pxlxt : 40×30x30 cm

Makanan
Makanan kelinci yang baik adalah yang terdiri dari sayuran hijauan, biji-bijian, dan makanan penguat (konsentrat).
Makanan hijauan yang diberikan antara lain semacam rumput lapangan, limbah sayuran seperti kangkung, selada air, daun bunga kol, daun wortel, wortel, dan lain-lain. Sayuran hijau yang akan diberikan pada kelinci ini kalau bisa telah dilayukan dan jangan dalam keadaan segar. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang atau mencret.
Biji-bijian bisa berupa jagung yang digiling halus (hanya untuk campuran konsentrat)
Konsentrat : polard (kulit gandum), dedak halus, ampas tahu (terbatas).

Jadwal pemberian pakan :
Hijauan dengan jumlah sedikit diberikan sekitar pukul 07.00 atau 08.00 pagi setelah kandang dibersihkan terlebih dulu, kemudian pada pukul 10.00 pagi diberikan konsentrat, dan pada pukul 15.00 diberikan hijauan lagi tapi dalam jumlah yang banyak

Banyaknya pakan yang diberikan
Konsentrat untuk Induk bunting sekitar 1 ons/hari, dan untuk induk menyusui : 1,5-2 ons/hari, sedang hijauan diberikan secara bebas. Konversi pakan yang bagus adalah 3:1.

Pencegahan penyakit
Penyakit kelinci yang sering timbul adalah kudis (scabies), mencret dan perut kembung. Untuk kudis anda bisa mengobatinya dengan vormectin yang bisa kita beli di poultry shoup terdekat. Mencret disebabkan pola makan yang salah atau makanan yang diberikan sudah basi hijauan banyak mengandung air sedikit serat. Untuk penyakit perut kembung bisa dicegah dengan tidak memberikan pakan yang masih basah atau kandungan airnya cukup tinggi. Cara mengobatinya adalah dengan pemberian obat sulfa seperti norit atau minyak adas.

Pemasaran hasil atau produk
Produk atau hasil dari beternak kelinci adalah sebagai berikut :
1. Daging/karkas
2. Anakan/bibit
3. Bulu/kulit
4. Penelitian
5. Kotoran

Beberapa kiat untuk mendapatkan keuntungan berlebih dari beternak kelinci, mohon maaf, untuk yang satu ini hanya anda bisa dapatkan pada waktu training. Meskipun training gratis tapi tapi banyak yang menganggapnya remeh. Maka kami telah berikan 6 tips beternak kelinci yang berorientasi bisnis. Di antara tips yang telah kami berikan adalah bagaimana kiat untuk mendapatkan kualitas karkas daging yang bagus, bagaimana menciptakan produk unggulan, bagaimana trik menjual produk, tips dalam membeli kelinci, dan tips tentang reproduksi kelinci. Anda bisa mendapatkan trik dan tips tersebut pada peserta yang mengikuti training tersebut.

Pesan kami, jangan remehkan waktu dan ilmu. Kami sampaikan terimakasih kepada peserta yang telah rela meluangkan waktunya untuk mengikuti acara ini dan semoga kita dapat mengambil manfaat


"Leo Suseno C.SPt"

Sabtu, 16 Oktober 2010

Peluang Usaha Ternak Ayam Ras / broiler

Daging ayam ras dalam waktu relatif singkat menjadi komoditas bisnis peternakan yang strategis dan menggantikan peran ternak lainnya dalam penyediaan daging. Produksi daging sapi pada tahun 1984 sebesar 216,4 ribu ton, sedangkan produksi daging ayam ras baru 78,5 ribu ton tetapi sejak tahun 1990, produksi daging sapi hanya meningkat menjadi 259,2 ribu ton sementara daging ayam mulai melampaui daging sapi dengan produksi sebesar 261,4 ribu ton. Perubahan peran dalam kontribusi daging nasional dari dominannya daging sapi ke daging ayam ras terus berlanjut dan mencapai puncaknya pada tahun 1996, dimana produksi daging sapi sebesar 347,2 ribu ton sementara produksi daging ayam ras mencapai 605,0 ribu ton. Pada tahun 1996 tersebut terjadi puncak populasi ayam ras pedaging sebanyak 755,96 juta ekor (Direktorat Jenderal Peternakan, 2001).
Konsumsi daging ayam ras terus meningkat seiring dengan perubahan ekonomi nasional. Pada tahun 1990 konsumsi daging ayam ras baru mencapai 1,93 kg/kapita/tahun dan tahun 1996 meningkat mencapai 2,61 kg/kapita/tahun. Konsumsi daging ayam ras sempat menurun saat terjadi krisis tetapi kemudian kembali meningkat saat pemulihan ekonomi berlangsung dan pada tahun 2001 diprediksi konsumsi rata-rata 4,48 kg/kapita/tahun. Peningkatan konsumsi daging ayam ras diperkirakan terus meningkat apabila terjadi pertumbuhan ekonomi karena korelasi antara konsumsi dengan pendapatan masyarakat cukup tinggi. Titik jenuh konsumsi daging ayam ras masih jauh dibandingkan dengan kondisi saat ini. Sebagai perbandingan, konsumsi daging ayam ras di negara maju dapat mencapai 75 kg/kapita/tahun, yang 16 kali lipat lebih dari rata-rata konsumsi nasional saat ini (PINSAR Unggas Nasional, 2000).
Tingginya permintaan ayam ras dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
  1. memiliki karakteristik yang disukai masyarakat luas termasuk penduduk pedesaan;
  2. elastisitas permintaan terhadap pendapatan relatif lebih tinggi sebesar 1,11 dan relatif paling tinggi dibandingkan produk ternak lainnya;
  3. dibandingkan dengan daging lainnya, daging ayam ras dipercaya sebagai produk dengan kadar kolesterol rendah;
  4. harga relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga daging lainnya, biasanya sekitar sepertiga dari harga daging sapi; dan
perkembangan usaha di tingkat off farm (proses hilir) yang sangat efektif dalam mendukung sistem distribusinya seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, California Fried Chicken, dan Texas Fried Chicken.
Perkembangan populasi dan produksi ayam ras pedaging sangat pesat karena faktor-faktor antara lain :
  • secara biologis memiliki masa pemeliharaan yang singkat, dapat dipanen umur 5-6 minggu;
  • dukungan yang kuat dalam ketersediaan bibit oleh industri modern khususnya dari negara tetangga;
  • teknologi mudah diadopsi dan minat masyarakat dalam budidaya sangat tinggi;
dukungan pemerintah dengan harapan menjadi instrumen pemberdayaan masyarakat melalui pola kemitraan PIR. Perkembangan ayam ras tersebut terkait dengan jumlah penduduk dan aksesibilitas, sehingga sentra pengembangan saat ini berada di Jawa Barat dengan populasi 180,83 juta ekor, Jawa Timur dengan 92,48 juta ekor, Jawa Tengah 71,86 juta ekor, Sumatera Utara 27,57 juta ekor (Direktorat Jenderal Peternakan, 2001).
Namun demikian selama perkembangannya sejak awal orde baru, gejolak pasang surut industri ayam ras pedaging sering terjadi. Gejolak industri ayam ras disebabkan oleh adanya benturan kepentingan berbagai pihak dan krisis moneter. Benturan antar pihak terjadi karena di satu sisi ada keinginan mengarahkan usaha ayam ras sebagai industri besar-besaran, sehingga efisiensi dapat tercapai sesuai dengan karakteristik komoditas yang memerlukan skala besar tetapi di sisi lain diharapkan usaha ayam ras pedaging diprioritaskan untuk skala kecil yang dikelola mayarakat kecil. Melalui Keppres No. 50 Tahun 1980, pemerintah berpihak pada peternak kecil dengan pembatasan produksi maksimal 650 ekor per periode. Upaya ini tidak efektif, karena dengan mudah dapat disiasati oleh perusahaan besar dengan cara membagi skala usaha atas nama pihak lain tetapi pada hakekatnya tidak beralih kepemilikannya.
Berbagai kebijakan regulasi sebagai jalan tengahnya diterapkan oleh pemerintah kemudian yang pada intinya memberikan kesempatan lebih besar kepada pihak investor untuk menanamkan modalnya di industri ayam ras pedaging tanpa mengurangi misi pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu sebagian besar industri ayam ras pedaging saat ini didesain sebagai bentuk usaha kemitraan, dimana investor sebagai inti bergerak di off farm hulu (bibit dan pakan) dan off farm atau proses hilir (pemotongan, pengolahan, dan pemasaran) serta menyediakan sarana produksi, sedangkan peternak rakyat mengelola kegiatan budidaya dengan sarana produksi yang dipasok oleh inti.
Gejolak bisnis ayam ras pedaging juga disebabkan adanya krisis moneter yang secara langsung memukul industri ayam ras dalam negeri karena komponen bibit dan pakan diperoleh dari impor. Pada masa ini peran ayam ras sebagai penghasil daging mengalami penurunan secara drastis dan peran daging sapi kembali dominan.
Industri ayam ras nampaknya kembali memasuki momen yang kondusif bagi kebangkitannya setelah proses pemulihan ekonomi mulai terlihat. Pada tahun 1998 populasi ayam ras pedaging sebesar 354 juta ekor dan pada tahun 1999 meningkat menjadi 418,94 juta ekor. Pada tahun 2000 meningkat menjadi sebesar 530,87 juta. Pada tahun 2002 diperkirakan populasi mencapai 567,15 juta ekor dengan produksi daging 554 ribu ton sementara daging sapi hanya 338,79 ribu ton (Direktorat Jenderal Peternakan, 2001). Peluang ekspor juga ada kemungkinan membaik. Peluang ekspor kemungkinan akan semakin membaik menyusul krisis yang terjadi di beberapa negara khususnya Jepang dan CIS (Rusia). Peluang ekspor juga terbuka untuk ke negara Australia, New Zelland, negara-negara Eropa Timur, Jepang, Arab Saudi, Brunai Darrusalam. Ekspor ayam pedaging telah dilakukan sebelumnya, yang pada tahun 1995 mencapai 997,6 ton senilai 3.367,60 ribu US$ dan tahun 1999 sebagai puncaknya mencapai 2.859,3 ton senilai 3.912,11 US Dollar (Infovet, Nov 2001). Khusus ke negara Islam, peluang ekspor lebih terbuka karena dapat memanfaatkan label halal dan persyaratan higienis. Namun kebangkitan industri ayam ras saat ini belum banyak menyentuh peternak plasma. Peternak plasma umumnya bertahan dengan sistem kemitraan melalui kerjasama sewa kandang dan pengelolaan.
Peternak mandiri saat ini masih menghadapi kendala klasik berupa terbatasnya modal dalam memanfaatkan momen pemulihan ekonomi saat ini. Oleh karena itu kajian sejauhmana kelayakan pemberian kredit bagi pengembangan usaha ayam ras pedaging khususnya yang dikelola oleh peternak skala kecil sangat diperlukan diantaranya sebagai informasi penting pihak perbankan dalam perencanaan kucuran pinjaman bagi peternak ayam ras pedaging.

pencari berita: Leo suseno, C.SPt

Jumat, 15 Oktober 2010

Pembukaan HARIMAPRO (Sehari Bersama Hipromater)

Pada tanggal 2 oktober 2010, Hipromater melaksanakan agenda tahunan dalam rangka menyambut Mahasiswa Baru Program Studi Peternakan Fakultas, Pertanian Universitas Bengkulu. Dengan Tema :

"BERSAMA HARIMAPRO KITA TANAMKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN, KEPEMIMPINAN, DAN SOLIDARITAS MAHASIWA PETERNAKAN"  


          Acara ini berlangsung sejak pukul 05:30 WIB, para panitia Harimapro dan senior-senior peternakan telah berkumpul sejak pukul 05:00 WIB. Mereka sengaja datang lebih awal dikarnakan menyusun setrategi untuk mengerjai junior nya (peloncoan), peloncoan ini tidak melakukan kekerasan fisik dikarnakan melanggar peraturan yang ada akan tetapi lebih mengarah ke lelucon-lelucon kecil dan melatih mental juga rasa solidaritas para junior mereka.

         Cukup banyak juga junior-junior yang dijahili habis-habisan di karnakan alasan-alasan tertentu, seperti datang telat dari jadwal, tidak membawa perlengkapan yang di minta, tidak mencukur rambut seperti pada perjanjian awal, dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang menjadi alasan mereka untuk mengerjai junior mereka dan untuk mengulur waktu sebelum pembukaan HARIMAPRO berlangsung.

        Acara resmi baru dibuka pada pukul 08:15 yang dibuka oleh Kepala Jurusan Peternakan  Fakultas Pertanian Universitas Benkulu bapak   Ir. Hardi Prakoso, MP. dan dilanjutkan kata saambutan oleh Ketua HIPROMATER Saudara Dafit pahrozi, C.SPt. dan kemudian kata sambutan Ketua panitia Harimapro yaitu saudara Rocky Ekstander, C.SPt.

Minggu, 10 Oktober 2010

Program Sarjana Membangun Desa (SMD)

Program Sarjana Membangun Desa (SMD), konsepnya dirancang untuk percepatan Swasembada Daging Sapi Potong melalui pemberdayaan  kelompok (kelompok sapi potong) didampingi (manajer) seorang sarjana peternakan atau dokter hewan dengan dana penguatan kelompok Rp363 jt. Pada tahun 2007 dibuat pilot projek sebanyak 7 kelompok, kemudian tahun 2008 dikembangkan menjadi 200 kelompok dan semuanya pada komuditas sapi potong. Untuk tahun 2009 dikembangkan pada komuditas sapi perah, domba dan kambing, kelinci, dan unggas lokal.
 
Melalui program SMD, Sarjana Peternakan melaksanakan tugas dan fungsi sebagai berikut, (1). Melakukan pendampingan kelompok dalam pengembangan sapi potong, (2). Melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada kelompok sasaran dan masyarakat sekitarnya, (3). Melakukan pelatihan kepada kelompok tani-ternak baik dalam aspek teknis, kewirausahaan, perencanaan usaha, dinamika kelompok, pemasaran, dan pengolahan hasil, (4) Membimbing dan membina petani-peternak dalam usaha berkelompok untuk dapat mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama, (5) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelompok tani-ternak dalam pengembangan usaha taninya, (6) Melakukan seleksi ternak bersama dengan kelompok, dan (7) Bersama dengan anggota kelompok ikut melakukan kegiatan budidaya ternak.
 
Seleksi dan penetapan SMD dan kelompok dilakukan melalui fakultas peternakan. Fapet Unsoed membawahi 12 wilayah kab/kota (Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Banjarnegara,  Wonosobo, dan Temanggung).  Tahun  2008, melalui Fapet Unsoed berhasil menetapkan 21 SMD (10%dari alokasi nasional) tersebar di 9 kab (Nama SMD dan Lokasi Kelompok Binaan disajikan pada Attachment).
Program SMD untuk tahun 2009, pendaftaran putaran pertama melalui Fapet Unsoed sudah dimulai. Prosedur menjadi peserta SMD dapat dilihat pada Attachment. Target kelompok dan alokasi dana penguatan sebagai berikut.
Komuditas
Jumlah Kelompok
Dana Penguatan (Rp) per kelompok
Sapi potong
Domba dan kambing
Unggas lokal
Kelinci
Sapi Perah
215
230
125
15
15
325 Juta
125 Juta
80,8 Juta
50 Juta
325 Juta
Kepada teman-teman alumni yang punya komitmen untuk kembali ke desa dan membangun peternakan silakan bergabung untuk menjadi MANAJER peternakan dan AKTOR pemberdayaan ekonomi masyarat  melalui program SMD. Bagi calon peminat direkomendasikan untuk magang pada kelompok SMD-2008 (Lihat daftar terlampir)
Salam, Sukses Fapet Unsoed, Sukses Alumni, dan Sukses Masyarakat

Sabtu, 04 September 2010

OSPEK PRODI PETERNAKAN TAHUN 2010/2011

Tidak lama lagi setelah libur lebaran berakhir dan kegiatan perkuliahan telah berlangsung, para mahasiswa baru Uniersitas Bengkulu yang baru saja selesai libur lebaran melakuka aktivitas perkuliahan di kampus universitas bengkulu akan mengikuti kegiatan-kegiata kampus yang salah satunya ospek prodi. kusus jurusan peternakan fakultas pertanian universitas bengkulu melakukan kegiatan ospek prodi yang di beri nama HARIMAPRO yang akan di selenggarakan pada tanggal 2 s/d 3 Oktober 2010. kegiatan ini dipimpin oleh ketua panitia yang bernama Rocky ekstander "angkatan 2009". kegiatan ini bertujuan memperkenalkan kehidupan di peternakan dan juga mempererat tali persaudaraan antara junior dan junior juga dengan senior-senior mereka. kegiatan ini dibawah naungan HIPROMATER dan semoga kegiatan ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.