Rabu, 04 Desember 2013

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK LANJUT “ PEMBUATAN BAKSO, DAGING CURING, YOGURT, DAN TELUR ASIN ”

Usaha peningkatan nilai tambah melalui usaha pengolahan hasil peternakan mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Produk pengolahan hasil peternakan yang telah berkembang cukup baik di masyarakat adalah produk olahan susu dan olahan daging. Dalam pembinaan kegiatan pengolahan hasil peternakan pada hakekatnya terdapat 4 (empat) unsur yang saling berinteraksi yakni: Sumber Daya Manusia (Peternak/Pelaku usaha) dan kelembagaannya, sebagai subyek pembangunan yang harus ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya teknis dan menejerial dalam menjalankan usahanya.
Bahan baku, sebagai obyek pembangunan pengolahan yang harus ditingkatkan ketersediaanya baik kualitas maupun kuantitasnya. Teknologi (proses/alat), difokuskan pada pelayanan informasi penerapan teknologi penanganan dan pengolahan untuk mendapatkan nilai tambah dengan efisiensi dan produktifitas serta mutu yang memenuhi standar nasional maupun internasional.

Pemasaran sebagai basis usaha, harus diintegrasikan dalam perencanaan produk usaha pengolahan itu sendiri, sehingga produk yang dihasilkan terintegrasi dengan pasar. Paradigma agribisnis adalah, “menghasilkan apa yang dituntut pasar (konsumen)”. Upaya tersebut, merupakan salah satu komponen dalam perbaikan posisi tawar peternak sebagai produsen susu segar dan daging serta olahannya terhadap pedagang, pedagang terhadap konsumen dan sebaliknya, melalui perbaikan daya saing produk sehingga semua pihak.


Peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang disertai dengan kesadaran arti pentingnya nilai gizi makanan untuk kebutuhan hidup manusia, akan ikut mempengaruhi kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani setiap tahun. Komoditi daging segar dan olahan sudah tidak disangsikan lagi keberadaannya, karena daging segar dan daging olahan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sudah sangat dikenal dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Penggunaan daging segar sebagai bahan makanan relatif lebih variatif dibandingkan dengan daging olahan, tetapi daging segar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga tergolong sebagai bahan pangan yang mudah rusak (perishable food).


Oleh karena itu proses pengolahan daging segar menjadi daging olahan merupakan proses yang sangat penting sekali. Selain memperpanjang masa simpan daging, penganekaragaman bahan pangan, proses pengolahan ini juga akan meningkatkan nilai tambah dari produk tersebut sehingga harga produk daging olahan akan lebih tinggi dibandingkan dengan daging segar. Perbedaan harga ini akan mempengaruhi permintaan dari daging olahan. Namun di sisi lain telah terjadi pergeseran pola konsumsi dari masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke atas terutama di kota-kota besar yaitu terjadinya kecenderungan membeli bahan-bahan yang "ready to cook" atau "ready to eat". Pergeseran pola konsumsi ini dipengaruhi antara lain oleh kemajuan teknologi, meningkatnya tingkat pendidikan, bertambahnya kaum wanita memasuki dunia kerja dan sebagainya. Laporan lengkap (PDF)

1 komentar: