Rabu, 04 Desember 2013

CONTOH LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Kegiatan kuliah  kerja lapang dilakuakan Penulis untuk memenuhi mata kuliah kerja lapang yang terdiri dari 1 sks dan merupakan mata kuliah wajib semester genap di Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Pada dasarnya banyak pilihan lokasi UPT atau perusahaan di bidang peternakan yang dapat dijadikan sebagai lokasi kerja lapang atau magang, namun hal tersebut tergantung dengan pilihan dan keinginan mahasiswa sebagai pelaku praktek kerja lapang.


Menurut Suharyanto (2008), Peningkatan mutu insan peternakan dapat dipenuhi melalui peningkatan proses pembelajarannya, yaitu memadukan antara teori dan praktik. Praktik, pada proses pembelajaran akan meningkatkan keterampilan si pembelajar untuk menguasai teknologi peternakan. Dan ini menjadi bekal bagi lulusan Program Studi Produksi Ternak untuk berkompetisi di dunia kerja.
Menurut Boone et al, (2007) magang dianggap sebagai penghubung yang penting dalam menyambungkan kesenjangan pendidikan teori dan praktik. Magang membantu mahasiswa untuk memposisikan diri antara prestasi akademik dengan masa depan profesional, sehingga sangatlah penting bagi mahasiswa untuk mengikuti program magang. Oleh karena banyak perusahaan yang menawarkan pekerjaan tetap kepada para pemagang yang berprestasi, banyak penasihat karier mengemukakan bahwa meraih prestasi cemerlang selama magang sama pentingnya dengan prestasi selama kuliah atau waktu kerja dimasa mendatang.


Bergerak dibidang peternakan akan dihadapkan pada masalah gizi, mengingat protein hewani mempunyai peran yang besar terhadap kesehatan dan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Masalah tersebut menjadi tugas kita bersama untuk mencari solusi mengingat sampai saat ini belum ada solusi yang tepat. Swasembada daging 2014 adalah isu yang booming akhir-akhir ini dan menjadi prokram pemerintah yang tak kunjung terselesaikan. Kebijakan penambahan kuota impor daging ternyata tidak menyelesaikan masalah, justru menimbulkan masalah baru. Sehingga diperlukan kebijakan yang sesuai dengan realitas dan bidang ilmu para pembuat kebijakan. Download Laporan Lengkap (PDF)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK LANJUT “ PEMBUATAN BAKSO, DAGING CURING, YOGURT, DAN TELUR ASIN ”

Usaha peningkatan nilai tambah melalui usaha pengolahan hasil peternakan mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Produk pengolahan hasil peternakan yang telah berkembang cukup baik di masyarakat adalah produk olahan susu dan olahan daging. Dalam pembinaan kegiatan pengolahan hasil peternakan pada hakekatnya terdapat 4 (empat) unsur yang saling berinteraksi yakni: Sumber Daya Manusia (Peternak/Pelaku usaha) dan kelembagaannya, sebagai subyek pembangunan yang harus ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya teknis dan menejerial dalam menjalankan usahanya.
Bahan baku, sebagai obyek pembangunan pengolahan yang harus ditingkatkan ketersediaanya baik kualitas maupun kuantitasnya. Teknologi (proses/alat), difokuskan pada pelayanan informasi penerapan teknologi penanganan dan pengolahan untuk mendapatkan nilai tambah dengan efisiensi dan produktifitas serta mutu yang memenuhi standar nasional maupun internasional.

Pemasaran sebagai basis usaha, harus diintegrasikan dalam perencanaan produk usaha pengolahan itu sendiri, sehingga produk yang dihasilkan terintegrasi dengan pasar. Paradigma agribisnis adalah, “menghasilkan apa yang dituntut pasar (konsumen)”. Upaya tersebut, merupakan salah satu komponen dalam perbaikan posisi tawar peternak sebagai produsen susu segar dan daging serta olahannya terhadap pedagang, pedagang terhadap konsumen dan sebaliknya, melalui perbaikan daya saing produk sehingga semua pihak.


Peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang disertai dengan kesadaran arti pentingnya nilai gizi makanan untuk kebutuhan hidup manusia, akan ikut mempengaruhi kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani setiap tahun. Komoditi daging segar dan olahan sudah tidak disangsikan lagi keberadaannya, karena daging segar dan daging olahan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sudah sangat dikenal dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Penggunaan daging segar sebagai bahan makanan relatif lebih variatif dibandingkan dengan daging olahan, tetapi daging segar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga tergolong sebagai bahan pangan yang mudah rusak (perishable food).


Oleh karena itu proses pengolahan daging segar menjadi daging olahan merupakan proses yang sangat penting sekali. Selain memperpanjang masa simpan daging, penganekaragaman bahan pangan, proses pengolahan ini juga akan meningkatkan nilai tambah dari produk tersebut sehingga harga produk daging olahan akan lebih tinggi dibandingkan dengan daging segar. Perbedaan harga ini akan mempengaruhi permintaan dari daging olahan. Namun di sisi lain telah terjadi pergeseran pola konsumsi dari masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke atas terutama di kota-kota besar yaitu terjadinya kecenderungan membeli bahan-bahan yang "ready to cook" atau "ready to eat". Pergeseran pola konsumsi ini dipengaruhi antara lain oleh kemajuan teknologi, meningkatnya tingkat pendidikan, bertambahnya kaum wanita memasuki dunia kerja dan sebagainya. Laporan lengkap (PDF)